Meja makan

narasi kedua dari tengkar

pyupyu
2 min readJul 25, 2023

Alarm Scara berbunyi tepat pukul 6.30, setelah menggeliat beberapa saat ia putuskan untuk buru-buru bersiap kesekolah. Selain tingkah laku mamanya yang aneh malam tadi, ia mau menyapa mamanya pagi ini sebelum beliau berangkat kerja.

Scara merapikan jas dan dasi seragamnya lalu beranjak dari kamar.

“mbak, mama udh di ruang makan?”

yang di panggil mengangguk ragu.

“kenapa mbak?”

“itu.. tuan muda sepertinya mood nyonya jelek…”

Pernyataan itu membuat scara melihat para pelayan yang berlalu lalang dengan menunduk. hawa pagi ini begitu suram.

“gapapa mbak.. lanjutin aja kerjanya”

Scara duduk berhadapan dengan sang ibu, sementara adik kecilnya duduk manis di sebelahnya, mengunyah makanan. Terhitung dari awal kegiatan sarapan bersama di lakukan, mamanya belum mengeluarkan sepatah katapun. Scara bisa melihat jelas mood berantakan sang ibu, tetapi tidak paham alasannya. ia dalam diam menghabiskan makanannya.

Kunikuzushi

itu namanya, tetapi entah mengapa ia merasa tertikam sesuatu tak kasat mata dengan panggilan tersebut.

“iya ma?”

kamu kuliah ambil jurusan apa?, Tahun depan kan? sebagai calon pemimpin kamu tau kan semua harus di rencanakan matang-matang?”

Scara mengangguk.

“a-aku mau ngambil Arsitektur ma, di Universitas Teyvat”

arsitektur?”

“iya ma, pilihan pertama ku arsitektur, pilihan keduanya administrasi negara”

kenapa administrasi negara ga di pilihan pertama mu?”.

Scara terdiam. Apa, apa yang harus ia jawab? dalam waktu ini rasanya semua jawaban ataupun kejujuran yang harusnya ia sampaikan terlihat salah.

“a-aku mau ambil arsitektur ma”

kamu tau kan apa maksud pemimpin region itu? jangan bilang pendidikan dari dini kamu kurang ngebuka mata kamu hm?”

“aku paham kok ma”

kalau paham kenapa masih pilih arsitektur?”

nadanya naik. Scara tau jika ini dilanjutkan mamanya bisa marah besar.

jangan menyepelekan tahta kamu Raiden Kunikuzushi, tahta yang kamu dapetin tanpa banyak tenaga ini adalah tahta yang diperebutkan oleh seluruh keluarga Raiden berpuluh tahun yang lalu, dengan keringat darah dan air mata”

Scara menunduk dalam. Ia, dia amat tahu sejarah kelam yang satu itu, sejarah perang saudara perebutan tahta keluarganya.

“iya ma”

Pikiran scara kosong, berbagai rencana dan susunan kata untuk menceritakan mimpinya pada orangtuanya hilang ditelan angin. Ia bahkan tidak bisa membela diri sedikit pun.

tolong jangan buat mama kecewa seperti yang lain

Cicitan lemah menusuk itu menjadi akhir percakapan dingin dari sesi sarapan kala itu. Dengan Raiden Ei yang meninggalkan kedua anaknya di meja makan.

— (2)

--

--

pyupyu
pyupyu

Written by pyupyu

anikpop, carat, SAI(42), buddy, sayang shinyu & kaedehara kazuha, 96line enthu, cegil jeonghan <3

No responses yet