pyupyu
8 min readNov 3, 2020

Happy 😊

Cast : Lee Seokmin, Choi Yuna, Jung Eunbi.

Genre : friendship

/note

sebenernya aku bingung harus ngasih warn atau ngga. Yang pasti ini tentang masalah hidup Yuna hehe.

seperti biasa.

Aku memulai hari dengan sarapan bersama mama dan kakakku, karna papa sudah lama meninggal kan kami. Di lanjut kuliah ku yang menginjak semester akhir sampai siang. Lalu berakhir pergi ke toko kue tempat dimana aku bekerja paruh waktu.

Orang-orang pernah bertanya kenapa aku bekerja di toko kue padahal keluarga ku adalah salah satu keluarga terpandang di kota ini.

Jawabannya.

Entahlah.

Rutinitas ini membuat zona nyaman tersendiri dalam hidupku. Jadi rasanya akan kosong jika aku tidak melakukan seperti biasanya.

Jadi saat ini, mari lakukan apa yang kita lakukan seperti biasanya.

“Seok, ganti shift sekarang ya?”

Aku mengangguk, merapihkan celemek yang ku pakai lalu berdiri.

“hati-hati pulangnya bang!” seruku pada senior ku itu.

Hari ini aku lembur.

Biasanya aku akan mengambil jam kerja dari pukul 15.00 sampai 20.00

tapi aku menggantikan seniorku yang cuti menikah dan lembur sampai jam 11 malam nanti.

Baiklah, mari semangat hari ini.

“Seok, Lo ga bosen apa?”

Aku tidak lembur sendiri kalau kalian ingin tahu, dia teman lemburku hari ini, Jung Eunha. Kami satu kampus dan satu organisasi bahkan yang menawarkan bekerja paruh waktu di toko ini adalah gadis mungil di depanku ini.

“Lo bosen na?” Tanyaku

“hemm.. iya, gue mau nyoba jadi bandar kertas ganteng” kata Eunha

“Hah? Kertas ganteng?”

“iya, itu foto oppa-oppa koriyah”

“cocok sih buat Lo, kan Lo S10 marketing”

Eunha tertawa.

“Lo kira gue Samsung ada S10 segala”

Toko kue tidak mungkin ramai setiap saat, mungkin memang takdirnya sedang sepi sekarang. Hanya ada 2 pasangan yang sedang berkencan dan 3 orang bapak-bapak yang membicarakan bisnis malam ini.

Biasanya malam Minggu seperti ini ramai, ah udara semakin dingin mungkin orang2 memilih bergelung dalam selimut tebal di banding pergi ke toko kue pinggir kota

Pembeli terakhir adalah seorang driver pemesanan yang mengambil kue ulangtahun pesanan, waktu menunjukkan pukul 10 lewat.

Eunha mulai membersihkan dapur, aku mulai menghitung uang.

Suasana tidak terlalu sepi karna tape yang di nyalakan Eunha, kami bersenandung bersama ketika lagu yang kami tau terputar.

'kling'

Suara itu membuat aku dan Eunha menoleh bersama ke arah pintu. Seingatku aku sudah membalik palang untuk menandakan bahwa kami telah tutup.

Deg.

?

Aku mengenal wajah itu.

“maaf kami tel—” aku menggenggam pundak Eunha, maksud memberhentikan perkataan nya.

“apasih Lo Seok! Kita kan udah tutup” bisik Eunha.

“boncel, itu temen SMA gue.. gatau sih dia masih kenal sama gue atau ngga, lagian bisa aja si kesini bukan mau beli kue kan? Bisa aja mau nanya jalan?”

Eunha mendengus.

“ya nona, ada yang bisa saya bantu?” Tanya Eunha ramah, kembali ke karakter nya sebagai pegawai.

Gadis itu tersenyum.

“s-saya mau beli kue ulang tahun”

Eunha langsung menoleh ke arahku dengan tatapan tajam.

“ah silahkan nona, tapi maaf karna tokonya sudah ingin tutup tinggal ini yang kami punya” Ujar Eunha menunjuk kue yang ada di etalase.

Sang gadis berponi itu menunduk, melihat-lihat. Tak lama kemudian ia menunjuk sebuah kue sederhana.

Eunha mengambil kue yang di maksud.

“mau di tulisin ka? Siapa namanya?” tanya Eunha.

Si gadis pembeli terdiam sebentar.

“ah iya mbak, sebenernya itu buat saya aja sih.. tulisin aja happy birthday Choi Yuna"

Eunha dan aku sama2 terdiam.

Terhenyak sesaat, Eunha kulihat menahan air mata nya.

“mau di bungkus atau di makan disini ka?” Tanya Eunha, mati-matian menahan suaranya aga tidak bergetar.

“di take away aja ka, kan tokonya mau tutup.. maaf ya saya repotin tengah malem gini”

Aku dan Eunha menggeleng bersamaan. “Ngga ka, Disini aja.. gapapa kok, nanti aku nyalain lagu, kakaknya tunggu di meja aja ya, nanti aku antar kue nya” ujar Eunha cepat

Yuna, iya teman semasa SMA ku itu tersenyum sekenanya. Mungkin belum sadar ada aku disini atau memang dia tidak ingat.

Setelahnya Eunha kembali kedapur, dan aku menyusulnya ketika pekerjaan ku di kasir selesai.

“Lo kenal dia Seok?” Tanya Eunha.

Aku mengangguk.

“iya, kita se-ekskul waktu itu, lagian ya..” aku menjeda kalimatku.

“dia tuh dulu gebetan gue”

Eunha menoleh ke arahku lalu tertawa.

“hah??? Serius Lo? Masaaa”

“iya, cewek pertama yang gue suka yah.. walaupun dalam diam juga sih”

“ehh? Berarti blm sempet nembak?”

Aku menggeleng “gue kan cupu na”

Eunha tertawa lagi “terus sekarang masih ada rasa ga? Ayok tancep gas kalo masih”

Aku menggeleng
“gatau, gue udah lama ga ketemu. Lagian sebenernya dari dulu harapan gue cuma sebatas jadi temen deketnya aja gapapa sih”

“sadboi..”

“bacot ah na”

“nih samperin” Eunha menyodorkan kue yang telah ia hias sedemikian rupa.

“kok gue?”

“siapa tau dia inget sama Lo, sana ngobrol”

Aku menggaruk kepala ku yang tidak gatal. Bingung.

“kalo canggung gimana?” tanyaku

“heol? Seorang seokmin canggung? Lo ga bertukar jiwa sama orang lain kan Seok??” Tanya Eunha hiperbola.

“yeu kebanyakan baca komik isekai lu, ya udah sini gue bawa”

“nah gitu dong"

Apanya yang gitu dong. Ini beneran Tremor Jung Eunha.

Aku sampai memaki Eunha dalam hati.

“mba ini kue nya..”ujarku.

Yuna menoleh, pandangan kami bersinggungan.

“eh, seokmin ya?”

Loh, dia kenal aku?

“eh bener ga sih? Maaf kalo salah, mas nya mirip temen SMA saya” ujar Yuna yang buru-buru minta maaf

“eh iya gue seokmin kok, maaf gue kaget gue kira Lo ga akan kenal”

“haha, mana mungkin ga kenal, Lo kan anak famous”

Anak famous apaan -seokmin

“gue boleh duduk disini yun?” Tanyaku.

“eh? Emang Lo ga kerja?? Gapapa sih gue malah seneng ada yang nemenin”

“ngga kok” akhirnya aku menarik salah satu bangku dan duduk

.

“mm.. selamat ulang tahun Yun.. maaf gue ga punya apa-apa buat kado, mungkin nyusul? sorii” aku tulus menyampaikan maksudku, mau bagaimanapun Yuna adalah salah satu teman ku.

Dan responnya jauh dari perkiraan.

Ku kira dia akan tersenyum sambil mengucapkan terima kasih.

Tapi..

Sekarang dia malah menangis.

“ehhhh Yun?? Gue salah ngomong ya?! Yuna maapin gue, ih maapp” aku buru2 mengambilkan sapu tangan yang selalu siap sedia di saku celemek dan memberikannya.

“haha, ngga Seok.. ngga Lo ga salah kok. Gue nya aja yang baperan” Yuna mengelap sudut matanya dengan sapu tangan yang kuberikan lalu tersenyum.

“Lo mau cerita? Gue bisa kok jadi pendengar Lo" Tawarku.

“hm.. Lo mau denger kisah alay emangnya? Wkwk”

“Lo di putusin kah?”

“hah? Punya pacar aja ngga”

“atau lagi marahan sama sahabat lo?”

Yuna diam sejenak lalu menggeleng sambil tersenyum paksa.

“ngga juga”

“ya udah cerita deh, gue dengerin sini”

.

“misii aku bawa minumaannn” eunha tiba-tiba datang sesaat sebelum kata pertama Yuna keluar.

“ehh?? Lagi cerita ya?? Maaf gue ganggu”

“ngga kok, hm.. boleh kenalan?” Tanya Yuna.

“hah??” Eunha memandang aku lalu Yuna bergantian beberapa saat.

“bolehhh, Eunha, Jung Eunha”

“Yuna”

“oke, gue balik kebelakang dulu ya” Ujar Eunha.

“disini aja na, gapapa kok”

“eh beneran? Kayaknya kalian mau cerita hal penting”

“ngga sih cuma kisah alay aja” Yuna tertawa sekenanya.

“then, im listening” Eunha duduk di bangku yang kosong.

“maaf ya kalo tiba-tiba gue cerita hal gini ke kalian.. but, i glad to see you two this day” kata Yuna.

“oh iya ini hari ulang tahun Lo kan Yun? Happy birthday day yaa semoga bahagia selalu” Ujar Eunha sambil menggenggam tangan Yuna

Aku memperhatikan saja, rasanya aneh duduk di antara gadis yang seperti sedang curhat antara hati ke hati. Sedangkan aku laki2 sendiri..

“gue siang ini berniat bunuh diri”

Hening

Aku dan Eunha sama2 terkejut.

“gue juga sadar kok itu hal bodoh bgt, tapi kadang gue suka menyalahkan diri sendiri, kenapa sih gue hidup?”

“gue punya kakak dan adik dua2 nya cowok, kakak gue udah pergi bareng mama sedangkan adek gue udah ga bisa jalan karna kecelakaan, gue selalu bertanya kenapa di kecelakaan itu ga gue aja yang mati ya? Kayak.. kalo bang seungcheol sama mama yang hidup pasti lebih baik kan? Gue ga perlu punya mama tiri dan saudara tiri yang bejat, papa ga perlu pergi terus buat kerja siang malam, beomgyu ga harus di amputasi..”

“gue capek setiap di rumah cuma jadi babu, cuma di suruh2 padahal gue butuh istirahat..”

“mau nge kos di bilang ngabisin duit keluarga, gue istirahat bentar aja di bilang males-malesan..

“apapun yang gue lakukan tuh pasti salah di mata mereka, gue pengen ngadu ke papa, mau nangis..

Ga gabisa, gue udah gede, gue udha dewasa, gue harus nyelesain semua dengan mandiri”

“disaat gue butuh orang yang bantuin gue, 2 sahabat gue pergi, yang satu menikah yang satu di jemput tuhan. gue ga enak minta tolong.. apalagi buat hal2 yang ribet kayak gini. Jadi kadang gue ngerasa sendiri, hidup cuma sendiri di dunia ga punya siapa2 buat jadi penopang gue”

“dah ah, alay banget kan gue” ujar Yuna.

Ia masih bisa tersenyum sebegitunya ya? Padahal aku yang mendengarnya saja sesak.

Eunha?

Jangan ditanya gadis itu sudah bercucuran air mata.

“ih Eunha kenapa nangis?? Maafin guee” ujar yuna.

Eunha langsung memeluk Yuna erat

“Lo masih nanya gue nangis gara2 apa?? Hiks, Lo kuat banget Yuna..”

Yuna tersenyum seadanya

“kalian mau tau ga gue dapet hadiah loh!” Ujar Yuna semangat, sisa2 keceriaan yang aku kenal dulu berbinar di matanya.

“manaa mau liatt”

Yuna merogoh sesuatu di tas selempang nya lalu memperlihatkan nya pada kami

“tadaaa, ini beomgyu yang buat, katanya hadiah special buat gue”

Sebuah kincir angin kecil dari origami.

“dan ini hadiah satu-satunya gue hari ini” Yuna menatap bahagia kincir angin kecil itu.

“cantik bangettt, adik lo pasti bikinnya tulus banget Yuna!!” Ujar Eunha semangat. padahal aku bisa melihat matanya sudah bergetar lagi.

“hm, maaf Yun.. kalo gue terlalu ikut campur, beomgyu itu adik lo kan? dia tinggal dimana sekarang? Maksud gue, kalo Lo disini berarti di sendiri kan.. ehm..” aku bingung memilah kata yang pantas agar tidak menyakiti hati Yuna.

“beomgyu tinggal sama paman ku kok, bukan paman asli sih, hm.. dosen ku waktu semester awal, baikkk banget, baru juga, aku ga tega liat beomgyu di suruh2 kalo ga ada aku” raut wajahnya muram lagi.

“pokoknya Eunha.. Seokmin makasih ya?? Kalian bener2 baik banget mau dengerin cerita lebay gue”

“jangan ngomong gitu yun.. gue sama Eunha ga keberatan kok denger cerita Lo setiap saat”

“benerrr, Lo bisa anggep kita sahabat lo sekarang! Lo bisa kesini kapan aja Lo mau oke??”

“o-oke… Seok, na.. makasih banyak"

“YUNA GUE PULANG DULUANN”

aku dan Yuna melambai ke arah Eunha yang di jemput sang kakak ipar. Udah lewat pukul satu dini hari, ga baik cewek pulang sendiri.

Ya..

Itu juga alasan kenapa aku disini bersama Yuna.

“motor gue ga bagus na, maklumin ya?” ujarku mengeluarkan motor bebekku dari parkiran.

“haha, naik bajaj juga gapapa Seok, santai kali, lagian kita bukan ke istana negara” lalu Yuna menerima helm yang kau ulurkan, helm Eunha sih yang biasanya dia simpen di toko.

“oh iya Yun..”

“ya?”

“maaf gue lancang banget ngomong gini tapi gue cuma mau ngasih tau..

Lo beneran cewe kuat. dan Lo ga perlu ngebawa beban berat Lo sendirian, Lo punya gue dan Eunha sekarang oke? Kita siap bantu Lo kapan aja, jangan ga enakan dan jangan ragu panggil kita kalo Lo butuh”

Yuna tersenyum manis.

Senyum yang aku ingat ketika SMA.

“Lo baik banget kyeom”

…

“hm.. yun, gue mau jujur.. “

“ya?”

“sebenernya.. gue pernah suka sama Lo dulu, waktu SMA sih.. gue ga bermaksud apa2 kok confess gini, cuma biar diri sendiri lega aja”

Aku bisa lihat Yuna terkejut, dan aku pastikan telinga ku memerah sekarang.

Yuna tertawa.

“Seok, makasih lagi”

“eh? Ga marah?”

“ngapain marah.. lagiann”

“lagian?”

“gue boleh minta peluk ga?”

…

Heh

Gue mimpi apa ya?

“bo-boleh”

Yuna mendekap tubuhku erat. Ya gapapa sih, pasti Yuna butuh pelukan sekarang, tapi..

Tolong ya jantung gue ga usah ribut berisik banget dah

“gue kangen ka seungcheol, kangen mama”

Aku menepuk-nepuk pundak Yuna mendengar kata-kata Yuna.

Ehh??!

“Yuna kamu bilang siapa?” aku memegang kedua pundaknya sambil bertanya

“siapa?”

“iya tadi! Ka siapa?”

“ka seungcheol, kakakku”

Aku ternganga.

“bentar" aku mengeluarkan ponsel ku dan memperlihatkan sebuah foto padanya.

“seungcheol ini?!”

Mata Yuna membola, terkejut sampai mengeluarkan airmata.

“i-iya.. Seok, ini siapa?? Kenapa mirip kakak aku?”

“dia kakak angkat aku na, dan kayaknya bang seungcheol itu kakak kamu ya? Padahal aku sama Abang kandungku udah nyari keluarga ke Cheol dari dulu, tapi ga ketemu-ketemu”

“ka seungcheol gatau marga keluarga nya Seok?”

“amnesia yun… sekarang masih pemulihan”

Yuna menangis, lagi.

“sekarang kita pulang ya Yun? Besok aku bakal jemput kamu, kita ketemu ayah sama ka seungcheol”

— Fin

pyupyu

anikpop, carat, SAI(42), buddy, sayang shinyu & kaedehara kazuha, 96line enthu, cegil jeonghan <3